Bank Akhirat.
Pak Abdurahman, atau yang biasa dipanggil pak Aman. Beliau adalah seorang guru mata pelajaran agama Islam di SMA ku dulu. Pak Aman tak hanya guru dikelas, tapi beliau juga guru yang sangat berjasa dalam proses belajar ku berubah dan memperdalam agama Islam. Dia orang pertama yang mengucapkan syukur saat aku memutuskan untuk berhijab. Dia juga yang mendukung dan menyemangati ku disaat jurusan kuliah ku tidak sesuai dengan apa yang ku ingin.
Sampai saat ini, pak Aman masih jadi tempat ku bertanya dalam suatu hal yang berhubungan dengan hukum Allah. Karena, ada tulisan yang kurang lebih berbunyi; jika ingin belajar ilmu agama, yang pertama disiapkan adalah mempunyai gurunya, seseorang yang paham dan dapat memberikan penjelasan yang dapat dipahami. Aku sangat bersyukur dapat dipertemukan dengan beliau olehNya.
Pak Aman juga jadi salah satu alasan aku mengikuti lomba cerpen mewakili kelas dan alhamdulillah aku mendapatkan juara 2 se-sekolah. Tapi bukan title juara ataupun piala dan uang hadiahnya, tapi Karena bagiku, kisah yang begitu luar biasa. Aku berharap kisahnya dapat menginspirasi untuk orang banyak.
Pak Aman pernah bilang, ada bank yang kalo kita nabung disana dapat hadiahnya bisa berkali-kali lipat bahkan tidak terduga. Di bank itu kita juga bisa nabung sesuka kita, bahkan 500 perak pun diterima. Ga ada syarat apa-apa, yang penting ikhlas katanya.
"Emang ada pak?" Tanya ku,
"Ada, waktu itu bapak nabung buat umroh, karena bapak ingin banget umroh, tapi bapak sadar gaji bapak ga cukup kalo buat 40 juta, harus dikumpulin berapa tahun dulu baru kekumpul. Belum lagi anak bapak ada 3, bapak masih ngasih orang tua bapak, adek-adek bapak, dan kebutuhan lainya. Jadi bapak nabung seadanya aja setiap hari disitu" Ucap pak Aman.
"Hah? Bank apa pak?" Tanya ku dengan rasa bingung
"Bank Akhirat." Jelas pak Aman
Aku tertegun, kaget, seperti menyentuh dihati. Pak aman menganalogi kan sedekah adalah cara dia nabung di akhirat. Dengan syarat yang penting ikhlas karena Allah semata. Pak aman hanya menabung lima ribu rupiah, bahkan dua ribu rupiah di setiap harinya. Pak aman hanya meniatkan dan berdoa kepada Allah, "semoga ini bisa jadi tabungan untuk aku ketanah suci"
Akhirnya pada satu waktu pak aman mendapat panggilan untuk mengisi ceramah disalah satu perkumpulan komunitas. Selesai acara pak Aman dipanggil untuk berbincang-bincang sebentar sebelum pulang. Tiba-tiba salah satu dari mereka menawarkan pak Aman untuk umroh bersama komunitas mereka, dan pak Aman diminta untuk menjadi pendamping mereka selama disana. Mereka juga berkata bahwa ini gratis untuk pak Aman, pak Aman hanya cukup bawa baju dan tidak perlu membayar apa-apa. MAASYAAALLAH.
Disitu aku baru paham. Ke rumah Allah bukan hanya sekedar kesiapan uang ataupun materi lainya yang dapat memberangkat kan kita kesana. Tapi jauh lebih dari itu. Hati, dan iman yang memampukan kita kesana atas panggilan Allah untuk hambanya. Jika Allah sudah menghendaki, banyak cara bahkan diluar logika manusia yang dapat Allah lakukan. MaasyaaAllah.
Semoga tulisan ini bisa memotivasi kita dalam, The power of Sedekah.
Komentar
Posting Komentar