Kebanggan Seorang Wanita
"Wanita harus bisa memasak"
Salah satu sub judul di buku 40 Bekal Wanita Sebelum Menikah karya Wiwid Prasetyo & Siti Ning Rahayu.
Aku setuju dengan pendapat ini, bagiku kodrat wanita itu memang harus bisa masak. Mau dia terlahir dari keluarga kaya raya punya 10 asisten rumah tangga, atau dari keluarga sederhana yang setiap hari harus bekerja. Memasak bukan lah suatu kemauan, tapi bagiku itu adalah ilmu kebanggaan. Kita bukan nya tidak bisa, tapi hanya belum belajar. Karena tidak semua wanita mempunyai waktu luang yang banyak, tapi jangan sampai kita benar-benar tidak mengerti dan tidak menyentuh area dapur.
"Kan nanti gua mau jadi wanita karir, tinggal pesen online aja, atau sewa pembantu" Ucap seseorang.
Pilihan itu adalah hak semua orang, kita aamiin kan saja dulu ucapnya semoga dia betul-betul bisa menjadi wanita karir yang sukses, dan bisa mempekerjakan orang untuk masak dirumah nya. Tapi apakah kita yakin, masa depan kita sudah pasti sesuai dengan apa yang kita inginkan?
Apa kita yakin, jalan kita akan mulus?
Apa kita yakin, kita akan hidup bergelimang harta?
We never know. Kita ga akan pernah tau takdir seperti apa yang telah Allah siapkan untuk kita. Kita juga ga pernah tau apakah kita dapat merasakan rumah tangga, atau tidak. Biarlah itu berjalan sesuai kehendakNya.
Tidak sedikit dari teman-teman ku yang mereka memilih wanita ga mesti harus bisa masak. Ya, itu pilihan mereka. Tapi pernahkah kalian terlintas, betapa bangga nya ketika seseorang pandai memasak. Contohnya adalah ibu kita sendiri.
Posisi ku sebagai seorang anak, sangat senang, dan bersyukur mempunyai ibu yang jago dalam mengolah makanan. Disaat kami punya atau tidak punya uang, ibu selalu dapat masak sesuai dengan uang yang ada, kata ibu, jangan sampai kita kekurangan gizi, apalagi makan hanya dengan garam atau mie, banyak kok bahan makanan yang murah tapi kaya akan gizi, tergantung bagaimana cara kita mengolah nya.
Benar juga, tanggung jawab seorang istri dan ibu itu ternyata berat juga ya, salah satu nya asupan nutrisi untuk keluarga nya, terutama anak-anaknya bahkan sejak didalam kandungan. Dengan mengikuti aturan dokter ibu juga sering masak sesuai dengan kelebihan sayur mayur nya, seperti bubur kacang hijau yang dapat menyuburkan rambut anak, sayur katuk untuk memperbanyak asi, brokoli memperkuat janin, dsb. Ibu memasak semua itu sendiri demi anak didalam kandungannya, bisa dibayangkan jika kita memilih untuk membeli, kita tidak tau bagaimana proses masaknya, apakah terjamin bersih atau tidak, apakah itu berasal dari sayur yang segar atau sudah layu. Ini alasan pertama.
Alasan kedua, setelah sudah 6 bulan bayi sudah bisa makan diluar asi, atau biasa disebut MPASI, makan pendamping asi, biasanya ini harus hati-hati dan paham nutrisinya, karena ini pertama kalinya mereka makan selain asi. Sebagai seorang ibu harus bisa mengolah makanan yang kaya akan vitamin, seperti brokoli, ayam, wortel, telur, dan bayam menjadi 1 bubur. Ada juga olahan buah-buahan seperti alpukat, pisang dan buah lainya. Kalau kita masak sendiri akan puas rasanya dan tak perlu khawatir akan kebersihannya.
Ketiga, ketika ada acara keluarga, sebagian dari kami membawa makanan. Ada rasa kebanggan tersendiri jika kita menjawab bahwa ini adalah masakan kita, dan mereka pun bertanya apa saja bahanya, dan bagaimana cara buatnya, dengan lancar kita menjelaskan prosesnya. "Boleh deh nanti aku coba masak dirumah, kalau aku bingung aku chat kamu ya". MaasyaaAllah bayangin jika saat itu kamu berada di keluarga suami mu hehe.
Terakhir, waktu SD aku mendapat tugas sekolah membawa makanan 4 sehat 5 sempurna, cukup ku sampaikan pada ibu esoknya bekal pun sudah siap dibawa dengan 5 jenis makanan, dan itu ibu masak semua tanpa beli.
Saat sahur, ibu selalu berusaha untuk tidak masak mie kecuali memang ada kendala, dan ibu selalu memilih masakan yang mudah dan cepat tapi tetap nikmat dimakan, seperti semur telur, tumis-tumisan, dan sayur bening yang cepat buatnya.
Disaat sakit, dokter menyuruh ku untuk makan makanan yang lembut, tidak boleh selain bubur. Bayangkan jika aku membeli bubur setiap makan pagi, siang, dan malam, berapa uang yang harus ku keluarkan sampai aku sembuh. Dan saat itu ibu memasak nasi tim, dan bubur sayur buatanya yang rasanya jauh lebih nikmat, dan ibu masak untuk porsi sampai malam.
Ibu juga selalu membawakan bekal untuk ayah dan anak-anak nya, membuat kami lebih irit dalam pengeluaran dan pastinya jauh lebih sehat, itulah juga alasan kenapa ayah menikahi ibu ku, karena katanya ibu jago masak hihi.
Aku begitu bangga ketika menawarkan masakan ibu keteman-teman ku dan mereka memuji nya, aku juga senang ketika pergi ke restoran dan aku ingin makan makanan itu lagi dan ibu bisa membuatnya. Jadi aku bisa makan enak tanpa harus ke restoran mahal.
Kalau kita bisa mengolah makan, mulai makanan berat hingga makanan penutup peluang usaha untuk kita pun terbuka lebar.
Bayangkan jika nanti orang tua kita sudah tua, sakit-sakitan, ibu yang sudah tidak bisa masak, dan pantangan makanan untuk mereka. Siapa lagi yang akan memberinya makanan sehat jika bukan anak perempuan nya yang bertanggung jawab akan hal itu.
Dan.. masih banyak lagi alasan-alasan kenapa wanita harus bisa memasak.
Aku seorang anak bangga mempunyai ibu yang pandai dalam memasak. Begitu pula aku yang ingin anak-anak ku nanti juga bangga memiliki Ibu seperti ku. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar